Hubungan Mendalam antara Permainan Non-Koopertif dan Blockchain

Saat mempelajari Blockchain, kita sering terjebak dalam pola pikir tertentu—bagaimana menerapkan teknologi ini di berbagai bidang kehidupan nyata. Namun, jika kita melihat dari sudut pandang Bitcoin sebagai sumber Blockchain, yang dibawa untuk masyarakat manusia adalah eksperimen sosial baru yang perlu kita eksplorasi secara bertahap dan membentuk ekosistem dan sistem teori baru, bukan sekadar menerapkan konsep lama.

Ringkasan Teori Permainan Non-Koperatif

Teori permainan non-kooperatif menekankan keputusan otonom individu dalam lingkungan strategi, tanpa pengaruh langsung dari peserta lain. Dalam permainan ini, strategi setiap peserta akan memengaruhi kepentingan orang lain, sekaligus juga dipengaruhi oleh strategi orang lain.

Salah satu konsep kunci dalam permainan non-kooperatif adalah keseimbangan Nash. Ketika setiap peserta memilih strategi yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri dengan mempertimbangkan strategi peserta lainnya, keadaan ini disebut sebagai keseimbangan Nash. Singkatnya, pada saat mencapai keseimbangan Nash, tidak ada peserta yang dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dengan mengubah strategi secara sepihak.

Bitcoin: Contoh Permainan Non-Koperatif

Sistem Bitcoin adalah contoh praktik yang sangat baik dari teori permainan non-kooperatif. Dari perspektif protokol penambangan dasarnya, setiap Bitcoin yang dihasilkan diperoleh oleh para penambang melalui cara permainan non-kooperatif. Strategi penambangan seorang penambang akan mempengaruhi semua peserta, dan ketika suatu strategi terbukti lebih efektif, pemain lain juga akan menirunya, sehingga mendorong perkembangan seluruh ekosistem.

Model ini dapat terbentuk karena konsep "desentralisasi". Sistem uang elektronik peer-to-peer Bitcoin telah berevolusi selama bertahun-tahun, membentuk ekosistem kripto saat ini. Intinya adalah mengatasi kelemahan "model berbasis kepercayaan" dengan menekankan verifikasi mandiri alih-alih bergantung pada pihak ketiga.

Evaluasi Sistem Permainan Non-Kerjasama

Pada awalnya, orang-orang mencoba mencari penilaian yang tepat untuk Bitcoin melalui berbagai indikator, seperti jumlah node, jumlah alamat pemegang, dan kapasitas, serta daya hash penambangan. Data-data ini sebenarnya mencerminkan tingkat desentralisasi Bitcoin, serta kemampuannya dalam menyelesaikan masalah ketidakubahdata dan melawan inflasi.

Kemunculan Bitcoin telah memberikan bidang penelitian baru bagi masyarakat manusia, seperti bagaimana teori Keynes yang diperkenalkan setelah Depresi Besar di Amerika Serikat pada tahun 1929 membuka makroekonomi. Buku putih Bitcoin dan perkembangan praktiknya selama lebih dari sepuluh tahun sedang secara bertahap membentuk aliran teori baru.

Namun, tren perkembangan blockchain saat ini tampaknya menyimpang dari jalur ini, semakin banyak berfokus pada model "berbasis kepercayaan" dan apa yang disebut sebagai kegunaan. Penilaian proyek juga lebih bergantung pada indikator seperti throughput, kecepatan transaksi, jumlah pengguna, dan bukan pada tingkat desentralisasi dan penelitian teori permainan.

Kesimpulan

Dalam mengevaluasi dan meneliti proyek blockchain, kita perlu menyelidiki proyek mana yang benar-benar membentuk sistem permainan non-kooperatif. Pada saat yang sama, kita juga harus secara rasional menggunakan standar yang berbeda untuk mengevaluasi sistem permainan non-kooperatif dan produk keuangan terbuka, karena keduanya pada dasarnya sangat berbeda.

Evaluasi sistem permainan non-kooperatif harus dinilai dari tingkat desentralisasinya, jumlah dan kualitas peserta permainan, ekosistem yang dihasilkan, kemampuan untuk menciptakan aset asli dan informasi, serta potensi lainnya. Hanya dengan cara ini, kita dapat benar-benar memahami perubahan revolusioner yang dibawa oleh teknologi Blockchain, dan bukan sekadar melihatnya sebagai pengganti atau peningkatan dari sistem yang ada.