Bitcoin Menembus $112.000: Dolar Melemah dan Dorongan Modal Institusi

Dalam konteks likuiditas global yang melimpah dan percepatan masuknya investor institusi, harga Bitcoin hari ini menembus level 112.000 dolar AS, mencatat rekor tertinggi dalam sejarah. Kenaikan ini merupakan hasil dari kombinasi antara melemahnya dolar dan aliran dana besar-besaran. Artikel ini akan mengulas dinamika pasar terbaru, menganalisis dampak situasi geopolitik dan data ekonomi terhadap aset berisiko, serta menjelajahi kinerja unik Bitcoin dalam lonjakan ini dan proyeksi ke depannya.

Tinjauan Pasar Juni

Pada bulan Juni 2025, pasar keuangan diliputi oleh ketidakpastian perdagangan, konflik geopolitik, dan data ekonomi yang kompleks. Namun, meskipun lingkungan makroekonomi yang ketat, aset berisiko secara umum mengalami pemulihan. Pasar saham AS naik di seluruhnya, dengan indeks Nasdaq 100 dan indeks S&P 500 keduanya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Bitcoin meskipun sempat jatuh di bawah 100.000 dolar AS di tengah bulan, namun kemudian pulih dengan kuat, dengan kenaikan bulanan mencapai 2,84%. Sebaliknya, pasar crypto secara keseluruhan turun 2,03%, dengan Ethereum tampil kurang baik, mengalami penurunan sebesar 2,41%.

Di awal bulan, suasana pasar positif, dan para investor memiliki pandangan optimis terhadap data makro dan situasi geopolitik. Meskipun hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat sempat tegang, situasi tersebut mereda setelah percakapan antara pemimpin kedua negara. PMI manufaktur Tiongkok turun ke titik terendah dalam hampir tiga tahun, dan OECD kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang campur aduk: data ketenagakerjaan melebihi ekspektasi, tingkat pengangguran tetap stabil, tetapi penjualan ritel mengalami penurunan. CPI bulan Juni kembali di bawah ekspektasi, semakin menguatkan tren penurunan inflasi. Federal Reserve pada pertemuan FOMC bulan Juni mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk keempat kalinya, menyatakan perlu menunggu lebih banyak sinyal ekonomi.

Pasar kripto mengalami beberapa fluktuasi jangka pendek pada bulan Juni, termasuk perdebatan publik antara para pejabat dan peningkatan sementara dalam situasi geopolitik. Pada akhir bulan, Bitcoin rebound seiring dengan perbaikan sentimen pasar dan peningkatan partisipasi institusi. Aliran bersih Bitcoin ETF di bulan Juni melebihi 4 miliar USD. Ethereum menghadapi fluktuasi dan penyesuaian yang cukup besar. Sementara itu, strategi treasury aset kripto mendapatkan perhatian luas, dengan banyak perusahaan mulai memperluas kepemilikan mereka ke berbagai aset kripto.

Geopolitik menjadi fokus pada akhir Juni. Konflik yang meletus pada tanggal 13 menarik perhatian global, tetapi dampaknya terhadap aset berisiko terbatas. Tindakan militer pada tanggal 21 menyebabkan harga aset kripto turun drastis, sementara pasar saham tetap stabil. Kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan pada tanggal 24 meredakan kepanikan pasar dalam jangka pendek. Setelah itu, pasar kripto perlahan-lahan pulih, aset safe haven tradisional mereda, mencerminkan pengurangan kekhawatiran pasar terhadap konflik jangka panjang.

Diversifikasi Alokasi Modal Institusi

Satu tren tak terduga di tahun 2025 adalah adopsi cepat strategi pengelolaan aset kripto oleh perusahaan, terutama yang dipercepat secara signifikan pada bulan Juni. Diukur berdasarkan volume perdagangan, pembelian Bitcoin oleh perusahaan pada bulan tersebut telah melebihi aliran masuk bersih ETF Bitcoin spot AS (4 miliar USD).

Meskipun Bitcoin dan Ethereum masih mendominasi, semakin banyak perusahaan mulai mengalokasikan aset kripto lainnya, menunjukkan tren diversifikasi. Dari 53 perusahaan treasury kripto yang telah dikonfirmasi, 36 berfokus pada BTC, sementara yang lainnya masing-masing mengalokasikan aset seperti SOL, XRP, ETH, BNB, HYPE, TRX, FET, dan lain-lain.

Pasar memiliki ekspektasi yang kuat tentang kelanjutan strategi ini, sekaligus menunjukkan keinginan untuk mendukung alokasi multi-asset. Namun, beberapa perusahaan yang melakukan alokasi melalui pembiayaan utang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko leverage. Saat ini, obligasi konversi tanpa bunga atau dengan bunga rendah umum digunakan, dan jika "out of the money" saat jatuh tempo, dapat memicu masalah likuiditas.

Perusahaan biasanya memiliki empat opsi untuk menghadapinya: menjual aset kripto, menerbitkan utang baru, menerbitkan saham baru, atau gagal bayar. Pilihan akhir akan tergantung pada kondisi pasar saat jatuh tempo. Sebagai perbandingan, mengakuisisi aset kripto melalui penerbitan saham memiliki risiko yang lebih kecil.

Kekhawatiran pasar terhadap struktur leverage mungkin telah diperbesar. Sebagian besar utang perusahaan treasury Bitcoin akan jatuh tempo antara 2027-2028, dan dalam jangka pendek tidak menimbulkan ancaman sistemik. Namun, jika lebih banyak perusahaan mengadopsi strategi ini dan menerbitkan utang jangka pendek, risiko potensial akan secara bertahap terakumulasi.

Titik Balik Industri Stablecoin

Bulan Juni menjadi periode penting bagi industri stablecoin, terutama didorong oleh dua peristiwa besar: keberhasilan penawaran umum perdana oleh sebuah perusahaan pembayaran, dan persetujuan RUU GENIUS oleh Senat AS.

Sebagai penerbit stablecoin terbesar kedua di dunia, perusahaan ini menjadi perusahaan stablecoin asli pertama yang terdaftar di bursa publik di AS, dengan harga saham melambung lebih dari 6 kali lipat. Ini mencerminkan pengakuan investor terhadap peran infrastruktur stablecoin di masa depan.

RUU GENIUS disetujui di Senat dengan 68 suara berbanding 30, menandai terobosan setelah perdebatan panjang mengenai legislasi tersebut. Saat ini, RUU tersebut telah diserahkan ke DPR, dan mungkin akan digabungkan dengan RUU CLARITY yang lebih luas. Namun, prospek penggabungan masih tidak jelas.

Di bawah dorongan regulasi, minat perusahaan terhadap stablecoin terus meningkat. Beberapa raksasa ritel mempertimbangkan untuk menerbitkan stablecoin mereka sendiri; raksasa pembayaran sedang mengintegrasikan berbagai produk untuk memperluas dukungan ekosistem. Fokus industri telah beralih dari "apakah bisa diterbitkan" menjadi "apakah bisa diimplementasikan", keberhasilan stablecoin akan bergantung pada sejauh mana penerapannya dalam skenario pembayaran yang sebenarnya.

Di tingkat internasional, tren ini juga sedang menyebar. Sebuah perusahaan pembayaran telah mendapatkan izin stablecoin di Dubai, dan bank sentral Korea juga sedang menjelajahi penerbitan stablecoin yang dipatok pada won Korea. Namun saat ini, Amerika Serikat adalah yang paling maju dalam pengembangan.

Stablecoin hanyalah titik awal, menandakan tahap pertama pengenalan mata uang fiat ke dalam blockchain. Tahap berikutnya akan fokus pada aset keuangan di blockchain, pertama-tama tokenisasi saham. Sebuah platform perdagangan telah meluncurkan perdagangan tokenisasi untuk 200 saham yang terdaftar di Eropa. Upaya ini membuka jalan bagi lebih banyak produk keuangan tradisional untuk masuk ke blockchain.

Pengaruh Konflik Geopolitik Terbatas

Konflik yang meledak pada 13 Juni berlangsung selama 12 hari, meskipun memicu perhatian global, dampaknya terhadap aset berisiko dalam jangka panjang terbatas. Pada awal konflik, reaksi pasar cukup moderat; tindakan militer pada tanggal 22 pernah menyebabkan penurunan besar pada aset kripto. Dengan diumumkannya gencatan senjata pada tanggal 24, harga dengan cepat rebound. Meskipun masih ada konflik sporadis di akhir bulan, pasar secara keseluruhan telah pulih dengan stabil.

Pergerakan Bitcoin naik seiring dengan pasar saham AS, tanpa menunjukkan sifat safe haven. Kinerjanya lebih baik dibandingkan emas dan keseluruhan pasar kripto, sebagian disebabkan oleh dukungan kuat dari institusi, termasuk arus masuk besar ETF, perusahaan treasury yang terus membeli, serta tanda-tanda pembelian oleh pemerintah, yang menunjukkan bahwa dampak geostrategi bersifat sementara.

Konflik juga memicu perhatian terhadap infrastruktur kripto lokal, terutama industri penambangan Bitcoin. Ada rumor bahwa beberapa lokasi penambangan telah hancur yang menyebabkan penurunan daya komputasi, tetapi saat ini tidak ada bukti jelas yang menunjukkan adanya kerusakan sistemik. Penjelasan lain adalah gelombang panas di beberapa daerah di AS memaksa para penambang untuk mengurangi produksi sementara.

Peristiwa ini juga memicu diskusi tentang peran kripto dalam sistem keuangan negara tersebut. Selama ini, inflasi tinggi, sanksi internasional, dan ketidakstabilan nilai tukar mendorong penggunaan mata uang kripto secara besar-besaran dalam ekonomi lokal dan abu-abu. Namun, dalam konflik kali ini, volume transaksi dan penyelesaian stablecoin di on-chain tidak meningkat secara signifikan, menunjukkan bahwa pola penggunaan secara keseluruhan tidak berubah akibat perang.

Meskipun data di blockchain tidak menunjukkan anomali, industri kripto muncul secara simbolis di tengah konflik: bursa kripto terbesar di daerah tersebut mengalami serangan hacker senilai 90 juta dolar AS, di mana para penyerang merupakan organisasi yang mendukung pihak lawan, lebih mirip sebagai perang psikologis siber daripada serangan yang bertujuan untuk meraih keuntungan.

Untuk negara yang mengalami devaluasi mata uang jangka panjang dan terkena sanksi, aset kripto memang memainkan peran penting dalam aliran dana lintas batas. Dimensi politik dan jaringan yang ditunjukkan dalam konflik kali ini lebih lanjut menunjukkan bahwa kripto telah menjadi bagian dari sistem keuangan negara tertentu.

Variabel Kunci Juli

Memasuki bulan Juli, perhatian pasar tertuju pada beberapa peristiwa kunci dan indikator makro.

1. Tekanan inflasi tetap menjadi pertimbangan utama, tetapi data terbaru menunjukkan telah mereda. Indeks PCE inti menunjukkan tren penurunan, hanya mengalami kenaikan bulanan di bulan Februari 2025. Risiko sebenarnya adalah jika bank sentral memangkas suku bunga terlalu cepat, yang dapat memicu inflasi kembali.

2. Pasar tenaga kerja masih ketat, memberikan fleksibilitas lebih besar bagi keputusan bank sentral. Data pekerjaan bulan Juni melebihi ekspektasi, tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Juli menjadi nol, dengan ekspektasi keseluruhan tahun ini adalah dua kali penurunan suku bunga.

3. Dolar terus melemah. Ketidakpastian ekonomi, kebijakan fiskal yang tidak jelas, dan ekspektasi penurunan suku bunga bersama-sama mendorong melemahnya dolar. Indeks dolar mungkin mencatat kinerja paruh pertama terburuk sejak 1973. Ini membantu menjelaskan ketahanan pasar saham saat ini dan kekuatan Bitcoin.

4. Pasokan uang M2 di AS mendekati titik tertinggi dalam sejarah, likuiditas pasar melimpah. Jika kebijakan moneter beralih menjadi akomodatif di paruh kedua tahun ini, dolar mungkin akan terus tertekan.

Titik waktu kunci bulan Juli:

• 11 Juli: CPI dirilis
• 16 Juli: PPI dan Buku Coklat Federal Reserve dirilis
• 30 Juli: Keputusan suku bunga FOMC